Postingan

Menampilkan postingan dengan label kitab kuninh

AMALAN MENCEGAH PENYAKIT OMICRON

Gambar
Mari kita sama-sama saling menjaga kesehatan bersama dengan memakai masker.  MARI, SEKARANG SEMUA PAKAI MASKER!  Saat ini, kita tidak tahu lagi, siapa yang sakit, siapa yang sehat. Yang terinfeksi bisa tidak menunjukkan gejala, bahkan tidak sadar terinfeksi. Langkah terbaik adalah melindungi diri sendiri, keluarga dan orang lain dari risiko terinfeksi adalah dengan menggunakan masker setiap keluar rumah.  PAKAI MASKER KAIN? TAK MASALAH!   Yuk pakai masker kain saja agar tenaga medis lebih mudah mendapatkan masker N95 dan masker medis sekali pakai. Cari/buat masker dari kain perca/sisa, berlapis 2 kain + 1 lapis tisu. Pakai masker hingga menutupi hidung dan dagu. Ketika melepas masker kain, jangan sentuh wajah, sebelum mencuci tangan dengan air sabun atau hand sanitizer. Cuci masker kain dengan detergent. Dan lebih baik mencuci tangan dengan metode 6 langkah atau dikatakan dengan hand hygiene 5 moment:   1.Sebelum kontak dengan pasien,   2.Sebelum tindakan aseptik,  3.Setelah terkena ca

KENAPA SI ZAID SELALU MEMUKUL SI 'AMR (UMAR)

Gambar
Berikut ini kisah dibalik mengapa zaid selalu memukul ‘amr yang diambil dari kitab : النظرات للشيخ مصطفى لطفي بن محمد لطفي المنفلوطي المتوفى ١٣٤٣ هجرية بمصر jilid 1 halaman 307. Dahulu kala ada seorang gubernur dari Daulah Usmaniyah bernama Dawud Basya. Beliau ingin sekali belajar bahasa Arab. Kemudian ia menghadirkan salah seorang ulama’ dari ulama-ulama di negerinya. Suatu hari dia bertanya kepada ulama’ tersebut. “Wahai guru, apa kesalahan si ‘amr sehingga si zaid memukulnya setiap hari” “Apakah ‘amr mempunyai kedudukan lebih rendah dari zaid sehingga zaid bebas memukulnya, menyiksanya, dan ‘amr tidak bisa membela dirinya” Si gubernur menanyakan hal tersebut dengan menghentakkan kakinya ke tanah sambil marah-marah. “Tidak ada yang dipukul , tidak ada yang memukul wahai gubernur, ini hanya permisalan saja yang dibuat ulama’ nahwu supaya memudahkan untuk belajar ilmu bahasa arab tersebut” jawab gurunya. Jawaban sang guru tidak memuaskan hati sang gubernur, oleh karena itu ia marah lal